Senin, 07 September 2009

Cinta Lawan Permusuhan

Permusuhan Harus Dilawan Dengan Cinta

                      “Apa kata yang tepat untuk protes terhadap waktu”, cuplikan lirik dari Bondan Prokoso Feat Fead 2 Black tersebutcukup mewakili apa yang dirasakan oleh kubu Megawati-Prabowo dan JK-Wiranto. Semua telah berlalu, tak ada yang perlu disesali. Mahkamah Konstitusi telah memutuskan pasangan SBY-Boediono sebagai pemenang. Gugatan terhadap hasil pemilu oleh kedua kubu yang kalah ditolak oleh MK pada Rabu (12 agustus 2009) sore. Megawati terlihat sedih, sedangkan Jusuf Kalla memberikan ucapan selamat kepada SBY.

                      Hasil yang diputuskan `oleh MK terkait dengan gugatan kedua pasangan (Mega dan JK) banyak menuai respon. Kubu SBY menerima dengan senang hati atas hasil putusan MK ini, sedangkan di lain pihak kecewa dengan apa yang diputuskan MK. Kecewa bukan berarti tidak menerima apa yang diputuskan MK, tetap menerima namun di hati masih kurang “sreg”. Masing-masing kubu tentunya sudah bisa bersikap lebih dewasa. Bagi kubu yang menang, menerima hasil polpres dengan tidak berlebihan yang dapat membuat suasana semakin pana sedangkan kubu yang kalah tentunya juga dapat menerimakekalahan.

                    Kita sebagai bangsa Indonesia yang taat pada hukum tentu sudah pasti akan menerima hasil ini. Siapapun presiden dan wakil presiden terpilih harus kita hormati. Jangan sampai ada permusuhan di antara kita. Permusuhan tidak akan membawa kita menuju Indonesia yang unggul, namun sebaliknya. Saya masih teringat apa yang ditulis oleh Cak Nun dalam bukunya, “Jejak Tinju Pak Kiai”, Semua yang ada dalam kehidupan adalah cinta. Jika dipaksa melakukan permusuhan, langkah cuma satu:mati. Intinya adalah apabila sesuatu didasari oleh rasa cinta, maka segala sesuatu dapat terkendalikan.

                    Setiap manusia memiliki harga diri. Apabila harga diri seseorang diinjak, sangat menyakitkan tentunya. Ayam saja mempunyai harga diri. Namun kadang-kadang kita lebih hina dibandingkan dengan ayam. Ayam digoreng masih memberikan manfaat, sedangkan manusia?? apa enak?? tanya Sumanto saja. Jangan saling menjatuhkan di antara kita, apalagi sesama muslim. Harga diri kalau sudah jatuh, sulit untuk memberi maaf kecuali dengan rasa cinta. (penulis adalah mahasiswa kimia 2005)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Mohon komentar dengan sopan,,
terima kasih